Minggu, 29 Agustus 2010

~~~``` Un39 Un39 Qu ```~~~

MALAM,,,,,,,,,,,,,KU Resah Nan Gelisah

Resah nan gelisah akan selalu hadir disaat segenggam hati terbuai gejolak rindu dalam pelukan seorang adam. Malampun akan terasa sunyi saat sihir cinta datang merasuk jiwa, menyulam raga menyelami lautan asmara. Karenanya, setetes darah-pun akan mengalir membentuk munuju jari menulis lukisan hati, demi mengenang sebuah penghayatan yang terlahir dalam bias-bias keindahan surga duniawi.

Oh... desahku pada malam,,,,,,

Apalah arti malam tanpa pesona purnama dan kemilau bintang tanpa bias cahayanya ?

Apalah arti taman bunga tanpa warna-warni dan wangi kembang ?

Apalah arti dunia tanpa ketulusan cinta dari seorang adam dan sahabat2 serta kluarga ? "Hampa. Yang ada hanya hampa..."

Ilusyku saat sekeping hati terpakut rindu dalam rona kelabu.

Pekatnya malam, kini mengajak hatiku mengenang kembali hadirnya seorang sahabat, dengan seraut wajahnya yang menghias kebiasaan dan keluguan rupa. Dialah yang selalu hadir saat serangkaian hidup mengalami gundah nestapa.

Kehadirannya membuatku menemukan arti hidup yang sebenarnya. Hadirnya dia telah membawa semangat baru dalam meniti perjalanan hidup di negeri ini. Ia seorang sahabat yang mulanya sahabat kini aq menyayanginya lebih dari rasa sahabat,,,

Tapi aq masih tetap memilih kasih sayang persahabtan ,,, karena semua ini tak akan pernah hilang selamanya yach selamanya,,,,,,

Sungguh aku bahagia saat dia menjelma dalam kesehari-harianku 'tuk menghadapi berbagai problem yang ada. Dia datang sebagai sumber inspirator disaat kebuntuan mulai meracuni pikiranku, kembali merefres segala kepenatan yang mencekal. Aku hidup dalam ketenangan, boleh dikata karenanya yang menanam bibit kepercayaan menepis sekelumit penderitaan.

Pantaslah hatiku merasa senang ketika itu. Karena sebelumnya, tidak satupun dari lelaki yang mau menemaniku ,,,, Dan bisikku dalam hati "Seandainya saja perjalan ini terus dilalui dengan senyuman, betapa senang dan gembiranya diriku." Tapi sayang, perjalanan itu harus berakhir dikala dia tau semuanya,,, semakin renggang dan semakin mendiamkan diri,,,,,

Duh... malam

Mengapa batinku meronta ketika dirinya membisu, andai dirinya kembali hadir mengisi ruang waktuku, semua penyakit yang melekat dalam urat nadi, seakan sembuh tanpa satupun obat yang masuk ke dalam tubuh. Benarkah dia tabib yang selama ini kucari, ataukah dia yang kini mengisi senandung ruang sepiku. Ketika semua pekat yang mengundang resah nan gelisah kembali mengusik jiwa ?

Aku tak tahu... Tapi dia tahu, bahwa dirinya tidak pernah bergantung kepada siapa-siapa. Dia hadir kepadaku bukan karena rasa cinta, tetapi karena dia sebagai manusia biasa layaknya untuk selalu berta'arruf kepada sesamanya. Lalu ada getar tak berdaya saat dia mengatakan hal seperti itu, sehingga hanyalah resah nan gelisah yang kurasa. Kembali pada malam aku berharap, agar dia tetap menjadi bintangku ketika malam datang mencekam, dan sebagai matahariku saat siang hadir mengundang. Karena aku tidak bisa berbuat apa-apa, tanpa adanya seberkas bias kasihnya walapun hanya ''' SAHABAT ''' tapi itu berarti,,,,,

Malam... ku bertalu kepadamu,,,,,

Mungkinkah saat ini aku tergolong orang yang mendamba akan cintanya, karena bagiku hanya cinta yang akan membawa manusia pada derajat yang lebih berarti. Dimana sebuah kehidupan akan terasa indah ketika cinta mewarnai keberadaannya. Namun, tidak jarang pula lantaran akibat virus cinta sebuah kehidupan yang mestinya indah penuh makna, malah menjadi ladang derita sepanjang masa. Ada yang mengatakan, "Cinta itu menuntut orang untuk hidup bahagia, bukan untuk menderita. Kalau malah membuat susah bukan cinta namanya." Pendapat sebagian orang yang kurang memahami hakekat cinta yang sebenarnya.

Nah, disinilah letak kesalahan interpretasi terhadap esensi cinta yang sebenarnya. Ketika sebagian manusia mengklaim cinta hanya sebagai kehindahan, Alias kesenangan semata. Terlepas dari itu, bukanlah artikulasi cinta. Padahal, cinta tidak dapat diprediksi hanya dengan sebuah pengalaman atau lewat berbagai macam sudut pandang. Cinta itu absolut, dalam artian tidak bisa diukur lewat pita sejarah. Benar ketika sang nabi dari libanon, mengatakan "Cinta tidak memiliki atau dimiliki, cinta telah cukup untuk cinta" (Kahlil Gibran).

Juga pepatah telah menuliskan; 'cintailah apa yang kau miliki, bukan memiliki apa yang kau cintai.' Jadi, cinta itu tidak akan berujung kepada siapapun, kecuali pada dirinya sendiri.

Sebuah paradigma cinta yang sempat bergejolak dalam lubuk hati, membuatku kembali bertanya pada pekatnya malam ini. Benarkah saat ini diriku sedang jatuh cinta, ataukah hanya sebuah halusinasi yang mengusik hati.

"Malam... Aku bertanya kepadamu, kenapa kamu hanya diam dalam seribu kebisuan. Apakah kamu tega membiarkan diriku terus-menerus terkurung waktu berjubah rindu. Aku membutuhkan jawabanmu, karena jawabanmu itu yang akan menjadi derap langkahku menghapus kidung resah nan gelisah di kalbu." Pintaku pada malam,,,,

Aku sadar, bahwa saat ini hatiku benar-benar mendamba akan adanya nyanyian cinta yang didendangkan lewat suara merduanya. Jiwaku terasa damai saat suaranya terngiang dalam daun telinga. Batinku tentram ketika serambi malam bawa ukiran indah auranya. Seandainya malam ini dia hadir bawa sekeranjang cintanya, betapa bahagianya hatiku. Betapa kencangnya kerpakan sayapku untuk menyambutnya, bawa terbang bercumbu dengan rembulan dan memetik sang bintang yang bertaburan. Tapi, benarkah dia akan hadir malam ini ? Malampun hanya diam seolah tak mendengar rintihan hati yang sedang bertalu,,,, MIMPI.COM

Kembali dalam kesendirianku berteman malam mengusir sepi. Semua terang, semua gelap. Tak ada berang, hanya selalu berharap bintang kecil bersinar benderang, dalam hitam kelam di balik atap awan di mana sayang..., di mana..., "Aku ingin..." Tak sanggup tuntaskan dan kembali aku tenggelam di antara senyap dalam sayu kuberdiam, sepi, hening" Aku ingin... Bibir pun terkatup sebelum terdengar suara lainnya, ribuan kata diantaraku. Berikan aku linangan bila tersadar "Aku ingin..." Sadar aku berucap terputus lilin asaku seakan redup dihempas gejolak rindu, teman senyum tak lagi hadir mengisi ruang sepiku. Bahagia telah sirna dalam perginya racun asmara dari busur cinta.

Oh... Tuhan !!!!!!!!!!!

Inikah diriku saat ini, yang tenggelam dalam lautan cinta. Siapakah diantara ciptaMu yang mau diajak menemani malam-malamku menyiram gejolak asmara yang telah membakar jiwa. Aku tak mampu dan tak kuat menghadapinya ,,,,,

"Wahai... Tuhanku" Lirihku dalam kesunyian,,,,,

Jiwaku telah menjadi hangus terbakar oleh asmara, sedangkan hatiku tak dapat menepis keLembutan auranya. Ku terlalu mendambakannya,,,, Lebayyyyyyyyyyyyyy.com

"Setiap waktu yang ku lalui, auranya terus menemani

Bawa sejuta impian kasih dalam dekup jantung hati,

Dia telah menjadi bias pelangi,,,,,

Di malam hari.,,,,,"

Busur panah asmara ternyata telah menancap dalam jantungku, menyebarkan virus keagungan cinta dalam setiap sendi uratku. Kini diriku yang menjadi luluh tak berdaya oleh gejolak yang ada, semua kekuatan seakan telah bersarang pada pangkuan kasihnya.

Seakan tiada rasa kasihan pada seorang insan yang sedang menikmati kemerlip bintang di angkasa. Seorang insan yang lagi dirundung asmara, menautkan resah nan gelisahnya pada malam, mencurahkan isi hatinya pada sang bintang. Tapi sang malam tidak menghiraukannya, dia tetap berjalan menuju cahaya yang akan mengisi kegelapan dunia. Dan kini yang kurasa hanyalah resah nan gelisah terus menyiksa disepanjang waktu. Resah karena ku terlalu berharap akan keagungan cintanya, tetapi yang ada malah nestapa. Gelisah lantaran sepinya hati, tanpa ada yang menemani.

Tuhan...

Di pojok malam sunyi ini, bantu aku untuk melupakan dia walau pun itu sulit bagiku, tapi aku rela karena aku tidak ingin menderita terus-menerus seperti ini . Bawa dia pergi dari mata hati ku walau pun itu sangat menyiksa batin ku, biarkanlah aku melihat dia dengan bola mata ku bawa pergi dari dalam pikiranku walau pun kenangan sepintas bersamanya itu yang selalu membuatku tersenyum. Biarkanlah aku mengenangnya dalam tarian tanganku, bawa pergi cinta itu dari dalam hatiku, walau pun cinta itu yang membuatku bertahan hingga saat ini. Biarkanlah cinta itu menjadi sebuah cerita yang kelam dalam hidupku, namun jangan pernah bawa dirinya pergi jauh dariku, karena dia adalah sebagian dari hidupku, karna dia yang selalu membuatku tersenyum, karena dia yang mampu membuatku merasakan arti keagungan cinta.

Malamku...

Sebelum kau kembali dalam dekapan sang mentari, ku ingin agar engkau membawa lembar catatan hati ini pada siang yang menderang. Simpanlah kidung resah nan gelisahku dalam atap-atap langit biru. Tempelkan suara hati ini dalam sudut ruas pelangi, agar menjadi dinding-dinding sejarah di pagi hari.

Malam...

Aku berbaring diranjangku,

Merangkai kata menjadi puisi,

Puisi ungkapan hati,

Tentang cinta tak didapati.

Sekata dua buah kata,

Kutuliskan berisi kecewa dan penyesalan,

Berharap ini sebagai obat cintaku yang tak tersampaikan.

Hai... Keyboard andai kau bisa bicara,,,

Pasti kau akan tertawa geli,,,

Melihat diriku,,,

Biarkan cinta terpendam dan membisu,,,

Tapi,,,

Kuharap kau membantu menampung seluruh isi hatiku,,,

Yang kini hanya merindu.

Saat malam semakin gelap,,

Awan berkumpul membentuk mendung,,,

Dingin angin menusuk tulang,,,

Spontan terbesit dalam pikiran,,,

Ingat aku akan dirimu,,,

Kasih dimanakah engkau ???

Bagaimana kabarmu ???

Masih ingatkah kau pada diriku ???

Seorang pembantu lagi merindukanmu !!!!!!

Kisah hariku tak lepas dari ingatan kpdamu ,,,.

Untukmu sahabat terkasih...

Jangan kau bersembunyi di balik diammu,,,

Lihatlah diriku yang dibalut rindu,,,

Akhirnya kau kembali sebagai pengisi canda tawaku,,,

Tuk obati rindu ini,,, sungguh aku bahagia ,,,,

Kutulis puisi ini, karena resah nan gelisahku selalu mengadu dalam perantauan kalbu mencari seraut wajah lugu yang meninggalkan bias rindu sepanjang waktu. 

By. Nazwa Lara M'Rindu

Friday Agustus 27 2010

02.00 AM HK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar